BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 07 Januari 2010

SIARAN PERS PENERIMAAN HULU MIGAS LEBIHI TARGET

JAKARTA- Penerimaan negara dari kegiatan usaha hulu migas tahun 2009 melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Tahun ini kontribusi sektor migas mencapai US$ 19,5 miliar. Angka ini termasuk penerimaan dari pajak sekitar US$ 4,7 miliar.

“Pencapaian ini di atas target penerimaan yang ditetapkan pemerintah dalam APBNP 2009 sebesar US$ 18,8 miliar, atau sekitar 104 persen dari target,” kata Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) R. Priyono saat jumpa pers “Kinerja Usaha Hulu Migas 2009 dan Outlook 2010” di kantor BPMIGAS, Jakarta, Rabu (30/12).

Diakui bahwa penerimaan pemerintah tersebut di bawah penerimaan tahun 2008 yang besarnya mencapai US$35,3 miliar. Namun, penyebab utama penurunan di luar kendali BPMIGAS, yakni turunnya rata-rata Indonesian Crude Price (ICP). Tahun ini rata-rata ICP hanya U$63 per barel, sedangkan tahun lalu rata-ratanya mencapai US$93 per barel. Padahal, dari segi produksi, pencapaian produksi migas mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Realisasi lifting minyak nasional hingga Desember 2009 diperkirakan mencapai 949.130 ribu barel per hari. Jumlah tersebut naik dibanding lifting minyak 2008 yang berkisar 925.960 barel per hari. Produksi gas bumi juga lebih tinggi dari target produksi, yaitu sebesar 7.960 juta kaki kubik per hari dari target rata-rata sebesar 7.526 juta kaki kubik per hari. Dengan demikian, gabungan produksi minyak dan gas bumi tahun ini mencapai sekitar 2,374 juta setara barel minyak.

“Peroleh ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang produksi gabungan migas sebesar 2,305 juta setara barel minyak,” kata Priyono.

Realisasi produksi


Lebih lanjut, Priyono menjelaskan, dari sisi produksi minyak, realisasi produksi sebesar 948,48 ribu barel per hari, atau 98,91 persen dari target produksi sebesar 960 ribu barel per hari.

Tidak tercapainya target produksi tahun 2009 disebabkan adanya penundaan proyek maupun unplanned shutdown, seperti gangguan cuaca, rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian.

“Potensi produksi minyak yang hilang dari dua kendala tersebut mencapai 45.775 barel per hari,” katanya.

Namun demikian, pada saat yang sama ada 10 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang profil produksinya selalu naik sepanjang tahun 2009 dan 14 Kontraktor KKS yang produksinya melebihi target yang ditetapkan untuk mendukung pencapaian APBN.

Dengan adanya kenyataan tersebut, Priyono berharap pada tahun 2010 kegiatan kontraktor dalam merealisasikan operasinya makin baik. Optimisasi ini muncul karena BPMIGAS telah menyetujui work, program, and budget (WP&B) yang diajukan kontraktor sebelum akhir tahun 2009.

“Ini terjadi untuk pertama kalinya,” tambah Priyono.

Harapan bahwa realisasi produksi juga akan semakin baik muncul karena BPMIGAS dan Kontraktor KKS telah mampu mempertahankan rasio sukses pemboran eksplorasi wildcat sebesar 50 persen. Pencapaian ini jaluh lebih tinggi dibanding rata-rata dunia yang besarannya antara 20 – 30 persen.

“Untuk itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah bekerja sama menciptakan prestasi ini. Namun, kita harus lebih keras lagi untuk mempertahankan prestasi ini, sebab tantangan yang kita hadapi di lapangan juga semakin beragam, antara lain capping cost yang masih diberlakukan. Padahal peraturan ini sudah terbukti menghambat upaya peningkatan cadangan minyak,” kata Priyono.

Contoh dampak yang ditimbulkan ileh capping cost adalah pengalihan kegiatan eksplorasi oleh Kontraktor KKS.

Untuk memaksimalkan penerimaan negara, BPMIGAS juga terus melakukan upaya untuk memaksimalkan manfaat industri hulu migas dengan cara mendorong penciptaan multiplier effect yang lebih besar bagi sektor pembangunan ekonomi Indonesia lainnya.

Diantaranya, sejak April 2009, BPMIGAS mengharuskan Kontraktor KKS untuk menggunakan Bank BUMN (bagi KKKS Produksi) dan Bank Umum Nasional (bagi KKKS Eksplorasi) untuk pembayaran transaksinya. Nilai total komitmen penggunaan Bank BUMN pada tahun 2009 sebesar US$ 1,79 miliar.

Penggunaan komponan dalem negeri juga meningkat. Tahun ini, dari nilai pengadaan barang dan jasa yang melalui persetujuan BPMIGAS sebesar US$ 3,87 miliar, sebesar 60 persen menggunakan komponen dalam negeri.

“BPMIGAS dan KKKS terus berupaya dan mencari peluarbng agar dampak domino industri strategis ini dapat dicapai secara maksimal,” kata Priyono.


KUFPEC TERUS TAMBAH INVESTASI

Dengan dukungan pemerintah Kuwait, Kufpec berjanji akan terus menambah investasi di Indonesia. Hal ini didasarkan atas prestasi BPMIGAS dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapinya. Sebagai contoh, terealisasinya penjualan gas dari Premier ke Singapura. Hal tersebut disampaikan Chief Executive Officer Kufpec, Saad A. Al-Shuwaib, saat bertemu Kepala BPMIGAS, R. Priyono di kantor BPMIGAS, Jakarta, Selasa (24/11).

Al-Shuwaib mengatakan, Kufpec masih memiliki cadangan gas yang belum terikat kontrak. Pihaknya meminta bantuan BPMIGAS untuk dapat memberikan dukungan yang sama dalam memasarkan gas nantinya. Selain itu, Kufpen mohon dukungan dari BPMIGAS untuk mengembangkan peluang bekerja sama dengan Pertamina.

Menanggapi hal ini Priyono mengatakan, BPMIGAS terus berupaya dengan berbagai cara untuk menjaga agar iklim investasi di Indonesia tetap menarik. Terkait penjualan gas, BPMIGAS masih akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Migas untuk mengatur porsi gas bagi pasar domestik. Menurutnya Kufpec tidak perlu khawatir, karena harga gas domestik semakin baik.

Mengenai kerja sama dengan Pertamina, BPMIGAS mendukung penuh agar keinginan tersebut bisa terealisasi. Apalagi, tahun 2010 BPMIGAS akan fokus untuk pengembangan Badan Usaha Milik Negara itu.

“Pertamina memiliki banyak blok yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kufpec mesti ikut ambil bagian,” kata Priyono.

Diakhir pertemuan, Kufpec mengundang pimpinan BPMIGAS datang ke Kuwait yang disambut hangat Priyono, dan berjanji akan mengatur kunjungan pada tahun depan.


SOSIALISASI SUMUR TUA WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

(Pekanbaru)-BADAN Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) melakukan sosialisasi pengusahaan sumur tua di Hotel Pangeran Pekanbaru, Senin (23/11). Kegiatan dihadiri sekitar 40 peserta yang berasal dari pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi Unit Desa (KUD) dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.

Kepala Perwakilan BPMIGAS Sumatera Bagian Utara, Muliawan mengatakan, acara dilakukan agar pihak-pihak terkait mempunyai kesamaan interpretasi, persepsi, dan cara pandang terkait pengusahaan sumur tua.

“Peraturan Menteri ESDM sudah detail menjelaskan. Tapi kerap kali ada perbedaan karena belum tersosialisasikan dengan baik,” kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, terungkap masih ada kendala dalam inventarisasi sumur-sumur tua yang dimiliki kontraktor kontrak kerja sama. Di sisi lain, BUMD/KUD masih menunggu daftar sumur-sumur tua untuk ditindaklanjuti.

BPMIGAS berharap, kedua belah pihak berperan aktif dan saling memberi masukan. Pasalnya, jika sumur-sumur idle tersebut dimanfaatkan, maka dapat berkontribusi terhadap produksi minyak nasional.



Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu melaporkan, pertumbuhan volume perdagangan Indonesia berdasarkan asumsi APBN 2010 adalh 5,1%. Yang terdiri dari volume eskpor non migas diperkirakan tumbuh 6-7,5%.

Hal ini berdasarkan pemulihan krisis global dan prtumbuhan ekonomi dunia pada 2010 adalah 3,2%. Selain itu, ditopang oleh kinerja negara-negara Asia yang menguat dan terjadi stabilitas serta pemnulihan di negara lain.

Untuk itu, kemneterian perdagangan akan memprioritaskan kepada tida hal, yakni daya saing meningkatkan jumlah produks yang memiliki daya saing di tingkat global, kedua pengamanan pasar dan produk Indonesia baik di dalam negeri dengan meningkatkan pengawasan barang beredar dan jasa yang tidak memnuhi standar, meingkatkan pengamanan terhadap unfair seperti pengetatan implemantasi SKA, anti dumping seat goal, penyelundupan, serta promosi penggunaan produk dalam negeri.

Khusus luar negeri dengan meningkatkan peran dan kemampuan Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional tujuannya untuk mengamankan akses pasar di luar negeri dan membuka pasar pasar termasuk mengoptimalkan implementasi berbagai SPA.

Selanjutnya stabilisasi bahan pokok dan kelancaran distribusi, penyempurnaan berbagai kebijakan dan simtem informasi antara lian finalisasi dari cetak biru sistem logistik nasional.

Ketiga, peningkatan pencitraan Indonesia (nation branding) melalui peningatan pencitraan produk Indonesia di dalam dan luar negeri.

"Kami sangat menghargai dan mengharapkan dukungan dari seluruh pemangku kepenitngan sehingga kebijakan dan program-program untuk meningkatkan sektor perdagangan dapat terlaksana dengan baik dan memberi manfaat yang optimal bagi kepentingan masyarakat," kata Mendag hari ini.

Dalam rangkan pmendukung pengembangan citra Indonesia, lanjt Mendag, Kementerian PErdagangan akan terus menggiatkan program Aku Cinta Indonesia. Karena pencitraan harus mulai dari dalam negeri termasuk pengembangan industri ekonomi dan industri kreatif dalam upaya meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri yang diwujudkan dalam meningkatan konsumsi lokal di pasar dalam negeri.

Sebagai Koordinator Pelaksana Kementerian Perdagangan telah mempersipakan keikutsertaan Indonesia dalam World Expo Shanghai China WSSC) yang akan berlangsung pada 31 Mei-1 Oktober 2010. Hal ini sudah disepakati akan dimulai mengangkat Nation Branding. Diharapkan paviluin Indonesia di 2010, akan menjadi exaluasi Indonesia di forum internasional yang akan mengangkat nation branding Indonesia dan manarik potensi pariwisata, perdagangan, dan investasi.


Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hilir Migas dalam waktu dekat segera meninjau pelaksanaan distribusi BBM PSO oleh Petronas dan AKR Corporation.

"Kami akan mengadakan side visit ke Petronas dan AKR, memantau sejauhmana pelaksanaan distribusi BBM selama ini," kata Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio kepada INILAH.COM, Selasa (5/1).

Dia menambahkan kalau menurut informasi dari Petronas dan AKR sendiri, sejauh ini sudah berjalan dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti. Tetapi BPH Migas masih merasa perlu untuk meninjau langsung pelaksanaan distribusi BBM PSO 2010.

Untuk diketahui, pelaksana distribusi BBM PSO 2010 sudah dilakukan bersama oleh tiga perusahaan, PT Pertamina (Persero) sebagai distributor utama dan dibantu dua perusahaan swasta pendamping, yaitu Petronas dan AKR Corporation.


Impor Minyak 2019 Capai Satu Miliar Barel

16-12-2009
MedanBisnis – Jakarta
Pengamat minyak dan gas Effendi Siradjudin memperhitungkan volume impor minyak Indonesia akan mencapai lebih dari satu miliar barel pada tahun 2019 nanti.
“Konsumsi untuk bahan bakar minyak kita tahun 2014 sudah akan mencapai 2,4 juta barel per hari, tahun 2019 sudah akan mencapai 3,4 juta barel per hari,” kata Effendi dalam seminar “Energy Outlook: Quo Vadis Perpanjangan Production Sharing Contract” yang diselenggarakan LKBN ANTARA di Jakarta, Selasa (15/12).
Effendi yang juga Ketua Kaukus Migas Nasional menjelaskan bahwa peningkatan konsumsi tersebut terlihat hanya dengan menghitung pertumbuhan otomotif, di mana terjadi penjualan lima juta lebih motor dan 500 ribu mobil per tahun.
Jika kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sepeda motor dua liter per hari, sedangkan kebutuhan mobil 20 liter per hari, maka dalam satu hari konsumsi BBM akan mencapai 121 juta liter. Jumlah tersebut baru sebagian mewakili konsumsi BBM di sektor transportasi tanah air yang mencapai 70%.
Negara, menurut dia, mengeluarkan anggaran sekitar Rp400 triliun per tahun untuk mengimpor minyak. Dan di tahun 2019, saat impor minyak meningkat menjadi tiga juta barel per hari maka pemerintah harus mengeluarkan Rp1.200 triliun per tahun.
“Orang-orang masih tenang-tenang saja, saya heran. Kalau harga BBM naik, rakyat bisa resah, negara ini juga terancam,” katanya.
Produksi minyak Indonesia saat ini mencapai 900.000 barel per hari, dan 50% dikirim ke luar negeri, mengingat 87% sektor migas dikuasai oleh asing. Kebutuhan minyak Indonesia sendiri saat ini, menurut dia, mencapai 1,4 juta barel per hari, sehingga masih perlu impor 950.000 barel per hari.
Potensi migas Indonesia sendiri, lanjut Effendi, masih cukup tinggi mengingat baru sekitar 60 hingga 70% saja yang telah dieksplorasi, sedangkan 30% nya belum tergarap.
“Tapi kalau di dalam negeri saja `gonjang-ganjing` iklim usahanya, siapa yang mau investasi di sini. Undang-undang Migas kita justru terlalu liberal, ini juga jadi masalah,” ujar dia.

Petronas & AKR Jadi Distributor
BBM Tak Akan Langka Lagi?

Jakarta – Masuknya swasta dalam distribusi BBM bersubsidi 2010 bukan jaminan BBM tidak akan langka. Selama disparitas harga masih ada, kelangkaan bahan bakar akan terus terjadi.

Achmad Djidan Safwan Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Energi Rakyat (AMPER) mengatakan, masuknya swasta dalam pendistribusian BBM tidak menjamin terpenuhinya semua kebutuhan BBM. Ia yakin BBM tetap akan langka meski Petronas dan AKR Corporindo menjadi perusahaan pendamping Pertamina dalam pendistribusian BBM bersubsidi.

Menurutnya, subsidi BBM memicu disparitas harga sehingga menyebabkan penimbunan. BBM pun jadi raib dari pasaran. “Selama masih disubsidi, kelangkaan BBM pasti terjadi karena masih ada disparitas harga,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (29/12).

Djidan memaparkan, sejak 1998 pihaknya mendesak agar subsidi BBM dan listrik segera dicabut. Subsidi dialihkan untuk kesehatan dan pendidikan. Pasalnya, 60% subsidi dinikmati oleh orang-orang kaya. “Sebetulnya, orang kaya pun terpaksa beli karena tidak ada alternatif lain. Karena sudah terbiasa, mereka masih menikmati subsidi,” tuturnya.

Padahal, yang mendesak disubsidi adalah bidang pendidikan dan kesehatan hingga semurah-murahnya. BBM dan listrik jangan disubsidi agar masyarakat dididik untuk berhemat. “Selagi murah tidak akan ada rasa hemat,” urainya.

Penghilangan subsidi juga diyakininya tidak akan memicu usaha penimbunan. Pasalnya, selama masih ada subsidi, meski sudah distribusikan melalui Petronas dan AKR Corporation, tidak menjamin oknum yang mencari keuntungan akan hilang. “Sebelumnya kan pernah ada tim pemantau tapi tidak ada hasilnya,” tukasnya.

Seharusnya, lanjut Djidan pihak kecamatan dan kelurahan memantau terjadinya penyelewengan distribusi BBM. Yang terjadi justru pembiaran bahkan dalam beberapa kasus ikut terlibat.

Jika tidak ada oknum baik di Pertamina maupun di Petronas dan AKR Corporindo, sebenarnya mustahil masyarakat bisa menimbun BBM dalam jumlah besar. Hal semacam itu, sudah bisa diketahui sebelumnya. “Selama masih banyak oknum, distribusi BBM tidak akan tepat sasaran, dan tetap akan langka,” timpalnya.

Namun demikian, dari sisi distribusi dan pelayanan, dinilainya lebih baik dengan masuknya swasta sebagai distributor. Sebab, Pertamina memiliki pesaing. Jika tidak ada pesaing, akan terjadi kemacetan distribusi dan tidak dipertanggungjawabkan. “Tapi, dengan adanya saingan juga semuanya harus transparan,” imbuhnya.

Masuknya Petronas dan AKR Corporation, akan memicu kompetisi antar distributor. “Jangan sampai meski sudah ada pesaing tapi tetap saja seenaknya. Sejauh ini, pertamina tidak bisa mengatasi semua persoalan distribusi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, pelayanan distribusi BBM PSO 2010 akan lebih kompetitif dengan masuknya dua perusahaan pendamping Petronas dan PT AKR Corporindo. Ini akan memacu gebrakan dari perusahaan peserta untuk lebih kompetitif lagi.

Pertamina sendiri berjanji untuk memperbaiki pelayanan dan memberikan yang terbaik kepada pelanggan termasuk mengupayakan tidak terjadi kelangkaan BBM apalagi pasarnya sudah kompetitif. “Saya berharap dengan personil yang ada Pertamina tetap menjadi pemimpin di pasar BBM bersubsidi,” harapnya.

Direktur Jenderal Migas, Evita H Legowo mengungkapkan masuknya Petronas dan AKR dalam tugas distribusi BBM PSO 2010, seharusnya membuat tugas distribusi BBM subsidi menjadi lebih bagus lagi. “Usahakan tidak terjadi kelangkaan BBM seperti yang terjadi sebelumnya,” kata Evita.

Evita menambahkan, khusus kepada Petronas dan AKR harus memberikan pelayanan terbaik. Sehingga menjadikan pelajaran bagi badan usaha lain selanjutnya. ”Petronas dan AKR harus menjadi pioner masuknya swasta dalam tugas distribusi BBM PSO selanjutnya,” pungkasnya.


0 komentar: